Sabtu, 21 Maret 2020

5 Manfaat Menulis

Menulis adalah sebuah kegiatan yang membutuhkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengulas kembali daya ingat kita terhadap apa yang kita alami, rasakan, maupun apa yang baru saja kita baca. Ke semua itu ada manfaat bagi penulis.
Berikut manfaat Menulis:
1. Menajamkan daya ingat
Proses ini membutuhkan konsentrasi yang baik. Misalkan kita mau nulis tentang aktivitas keseharian kita. Dalam sehari itu apa yang kita ingat kita tulis bahkan ketika kita rutin menulis tentang aktivitas keseharian yang kita lakukan itu bisa berdampak positif bagi kehidupan kita nanti. Mengapa? Karena kita bisa melihat hal-hal yang kita lakukan dan bisa memilih mana yang musti kita pertahankan dampak positifnya diwaktu kita melakukan aktivitas tersebut.
2. Menyetabilkan Mood
Ketika kita sering menulis dengan apa yang kita baca dan alami. Menulis juga berguna untuk menstabilkan mood kita. Ibarat isi dalam otak kalau tidak di keluarkan akan menjadi spam dan alangkah baiknya jika kita keluarkan dengan metode menulis. Karena dengan begitu menulis bisa menjadi keaktifan kita dalam menerima informasi dan mengolahnya hingga sedemikian rupa.
3. Aktivitas Menjadi Terorganisir
Dengan menulis lambat laun aktivitas kita menjadi teratur sebab kita bisa terbiasa membuat peta pemikiran kita dalam bentuk tulisan dan tulisan tersebut secara langsung akan berdampak pada pola kehidupan yang kita jalani.
4. Menulis Mampu Memperkaya Gagasan
Dengan kita menulis juga baca buku yang harus kita serap untuk membuat satu tulisan yang segar. Karena jika kita hanya menulis saja tanpa memperbanyak wawasan dengan membaca hasil tulisan kita akan kering dan kurang luwes dalam segi tata bahasa dan kepenulisan yang lugas. Karena kita membutuhkan ide-ide baru dari penulis lain untuk menuangkan tulisan kita dengan ide yang kita miliki.
5. Menuangkan Aspirasi Kita
Seorang penulis yang biasa planning  tentang ide-ide baru maka mereka juga ada keinginan untuk menyuarakan sebuah pesan yang berguna bagi pembaca untuk berbagi tentang apa yang mereka tulis.

Jumat, 13 Maret 2020

Belajar Menulis Menulis Sampai Terbit Selama Dua Semester

Mas Menteri meluncurkan program Kampus Merdeka sebagai kelanjutan dari konsep Merdeka Belajar. Ada empat kebijakan dalam program Kampus Belajar di Perguruan Tinggi, salah satunya hak belajar dua semester di luar prodi. Artinya mahasiswa berhak mengambil mata kuliah di luar prodinya selama dua semester yang setara dengan 40 SKS. Begitu yang saya pahami.
Tujuannya mungkin agar mahasiswa punya pengalaman baru yang didapatkan di luar kelas, tapi tetap dihitung sebagai bagian dari perkuliahan. Konsekuensinya apa yang mahasiswa inginkan harus didukung dan difasilitasi oleh kampus. Pengalaman itu bisa berupa macam-macam, seperti kuliah di prodi lain, magang, pertukaran mahasiswa, penelitian, atau kursus-kursus. Terserah mahasiswanya.
Saya kira ini kebijakan yang cukup baik dari Mas Menteri. Jadi bersyukur sekali mahasiswa-mahasiswa zaman sekarang. Ini kesempatan yang bagus untuk melakukan hal yang mereka inginkan, karena difasilitasi kampus, setidaknya dijadikan bagian dari proses perkuliahan. Mungkin mirip-mirip PPL atau KKN. Cuma bedanya ini adalah kegiatan yang sesuai mahasiswa inginkan.
Saya membayangkan ada seorang mahasiswa mengambil hak belajar di luar kelasnya ini dengan belajar menulis kepada saya selama dua semester. Targetnya adalah mereka bisa menulis artikel dan buku populer selama dua semester ini. Kami membuat kontrak belajarnya yang sama-sama disepakati baik waktu maupun materinya. Pihak dosen juga mengontrol proses belajar kami. Selama dua semester saya bimbing mahasiswa tersebut sampai benar-benar berhasil sesuai dengan yang dia harapkan. Dan di akhir semester kedua, dia berhasil menerbitkan bukunya sebagaimana yang dia tulis selama hampir dua semester tersebut.
Mahasiswa itu senang bukan kepalang, karena bisa menulis artikel populer dan merampungkan buku perdananya. Skill menulis dia akhirnya bisa digunakan untuk menulis di media-media cetak maupun online. Dia juga bisa menulis buku yang bisa ditawarkan ke pelbagai penerbit, khususnya ke Maghza Pustaka. Kemahirannya menulis akhirnya menjadi bekal dia setelah lulus kuliah. Rezekinya mengalir dari hasil menulis.
Dosennya juga senang, karena pilihan mahasiswa tersebut ada hasilnya. Dan program dari Mas Menteri ini terbukti manjur. Kemudian dosen itu merekomendasikan ke semua mahasiswanya untuk kursus menulis ke tempat saya saja. Dosen itu juga merekomendasikan saya ke dosen-dosen lain di kampus yang sama maupun kampus lainnya agar mahasiswanya dianjurkan kursus menulis ke tempat saya. Karena, selain dibimbing menulis, kata dosen tersebut, karya mahasiswanya diterbitkan juga di penerbit Maghza Pustaka. Jadi sudah paket komplet. Nah, bagi yang tertarik, lanjut dosen tersebut, segera saja hubungi orangnya.
Email : maghzapustaka1@gmail.com
WA :     085729636582
IG   :     @maghzapustaka 
Alamat : Margomulyo Rt.07 Rw.04 Tayu, Pati, Jawa Tengah 59155

Cermin Muslim


Cermin adalah benda yang biasa digunakan sehari-hari oleh setiap orang. Cermin digunakan untuk memantaskan diri agar terlihat lebih baik. Jika terlihat dalam cermin tersebut sesuatu yang kurang, maka akan segera diperbaiki sehingga tampak lebih baik dan indah.

Begitu juga seorang muslim pasti membutuhkan cermin untuk mengukur dan memperindah perilakunya sebagai hamba Allah. Seorang muslim bercermin kepada ajaran dan nilai agama Islam yang terkandung dalam al-Qur’an dan al-Sunnah untuk memperindah perilaku dan penampilannya.

Terinspirasi dari itu, kehadiran buku ini diharapkan menjadi cermin bagi setiap muslim dalam kehidupannya. Buku ini hadir sebagai cermin bagi muslim untuk memperindah perilaku dan sikapnya baik sebagai individu, makhluk sosial maupun hamba Allah SWT.

Isi buku ini mencakup berbagai aspek yang berkaitan dengan kehidupan seorang muslim, menyatu dan berkelindan dengan sebuah pesan hikmah dalam menyikapi dinamika kehidupan seorang muslim.



Dr. H. Muhammad Irfan Helmy, Lc., M.A., lahir di Tangerang, 4 Januari 1974. Ia menamatkan studi di SDN Ciputat VI Kab. Tangerang, Mts Darunnajah Ulujami Jakarta Selatan, MAN Program Khusus Darussalam Ciamis, S1 Universitas Al-Azhar Kairo Mesir, S2 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan S3 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Saat ini beliau menjadi dosen IAIN Salatiga.


Informasi lebih lanjut:

Email : maghzapustaka1@gmail.com
WA :     085729636582
IG   :     @maghzapustaka 
Alamat : Margomulyo Rt.07 Rw.04 Tayu, Pati, Jawa Tengah 59155

Selasa, 10 Maret 2020

Guru Penggerak

Judul: Guru Penggerak
Penulis: Tim Penggerak
Penerbit: Maghza Pustaka

Cetakan: I, Maret 2020
Tebal: vi + 148 hlm
ISBN: 9786025824579
----------------------------------------

"Inilah guru yang membuat perbedaan, bukan ruangan kelas."


~Michael Morpurgo



Menteri Pendidikan dan Kebuadayaan Republik Indonesia, Nadiem Makarim, telah menargetkan 200-300 ribu guru penggerak selama lima tahun ke depan. Guru penggerak yaitu guru yang melakukan inovasi dan kreasi di dunia pendidikan demi kepentingan murid-muridnya.

Buku ini bisa dijadikan rujukan contoh-contoh konkret guru penggerak. Merak menceritakan kisah mereka sendiri yang terbagi ke dalam beberapa sub tema: metode mengajarkan mata pelajaran secara kreatif dan inovatif, menggerakan budaya membaca dan menulis di kalangan siswa dan guru, yang mengantarkan siswa bisa berprestasi, mengantarkan siswa berjiwa sosial dan empati, dan menjadi guru berprestasi.

Dengan teknik menulis story telling, membaca tulisan mereka layaknya sebuah cerita pendek yang bisa kita nikmati tanpa kening berkerut. Kita seolah diajak merasakan apa yang mereka rasakan. Semoga kisah-kisah di dalamnya menjadi lilin kecil yang menjadi salah satu penerang dunia pendidikan di Indonesia.



Sabtu, 07 Maret 2020

Belajar Menerbitkan Buku Secara Mandiri

Selain menerbitkan di penerbit mayor, saya kira Anda juga patut mencoba menerbitkan di penerbit indie (Saya sebenarnya kurang sepakat dengan kategorisasi mayor dan indie ini. Penerbit ya penerbit, tidak ada mayor atau indie. Ada yang skala besar dan ada skala kecil. Ada yang menggunakan jasa distributor dan ada yang tidak. Ada yang dijual di toko-toko buku dan ada yang tidak. Itu saja. Tentu saja, ada yang bermodal besar dan ada yang bermodal nekat, hehe.). Mengapa? Ya minimal Anda bisa merasakan perbedaannya; plus dan minusnya.
Kebetulan saya sudah mencoba dua hal itu. Sebagian besar buku saya diterbitkan penerbit mayor. Ada yang pembayarannya jual-putus dan ada yang royalti. Ada yang sudah mengalami cetak ulang berkali-kali, dan ada juga yang masih mangkrak, di mana UMR (Uang Muka Royalti)-nya saja masih belum tertutupi oleh hasil penjualannya. Dengan kata lain, aku masih punya utang kepada penerbit yang sudah menerbitkan buku tersebut, hehe..
Bulan April 2017 saya menerbitkan buku secara mandiri yakni dengan jalur indie. Saya terbitkan dengan penerbit saya sendiri, Maghza Pustaka. Pada awalnya, tidak ada niat buku itu mau dikomersilkan. Secara konten, saya pikir “ah paling tidak ada yang minat dengan buku semacam ini. Lagian, siapalah saya ini di jagat literasi.”  Tapi, siapa nyana, saya cetak 200 eksemplar, hanya dalam waktu 1 bulan buku tersebut ludes… des. Saya langsung sujud syukur.
Saya hanya menjual lewat Facebook, Instagram, dan WAG. Sampai saat ini buku tersebut masih saja ada yang ingin membelinya, baik melalui inbox, Instagram, WA, maupun acara-acara workshop dan seminar yang saya isi. Tapi dengan berat hati saya jawab buku tersebut sudah habis. Semoga saja ada dana untuk mencetaknya lagi.
Saya merasa ada kepuasan tersendiri pada saat menerbitkan buku secara mandiri. Saya benar-benar menikmati di setiap langkahnya, mulai dari menulis naskah, memproses pra cetak, mencetak, dan tentu saja mengumpulkan dana untuk biaya penerbitannya. Setelah itu menjualnya. Tak lupa membubuhi tanda tanganku di buku tersebut. Lelah tapi puas. Sekali lagi saya sujud syukur.
Sejauh ini respons buku tersebut juga baik. Ada banyak yang mengomentari isi buku tersebut. Selain teknik menulisnya yang katanya mengalir dan ngepop, dan juga kontennya benar-benar menyentil banyak orang. Minimal ikut merasakan apa yang saya rasakan dan memikirkan apa yang saya pikirkan, atau bahkan mereka punya pengalaman yang sama dengan saya tulis. Bagi saya ini merupakan pencapaian yang luar biasa, di luar ekspektasi saya. Lagi-lagi saya sujud syukur.
Salah satu keuntungan menerbitkan buku secara mandiri adalah royalti yang saya dapatkan sebanyak 100 persen, bukan 10 persen. Harga bukunya juga saya yang menentukan. Jadi kalau buku saya modalnya 15 ribu rupiah per eks dan saya jual 50 ribu, itu sudah lebih dari cukup keuntungannya, apalagi buku tersebut ludes habis.. bis. Kali ini tidak hanya sujud syukur, tapi juga bisa memberi seluruh royalti buku tersebut kepada istri saya. Alhamdulillah.

Menerbitkan Kumpulan Makalah

Salah satu karya ilmiah yang wajib dilakukan mahasiswa adalah menulis makalah. Biasanya dosen akan memberi tugas kepada para mahasiswanya untuk menulis makalah sesuai tema yang diberikan, baik makalah individu maupun kelompok. Dan pada umumnya seorang dosen sudah memberikan gaya selingkung (style guide) atau kriteria penulisannya, seperti ukuran margin, jumlah halaman, jenis dan ukuran font, dan lain-lain.
Bayangkan, setiap semester seorang mahasiswa akan terus bertambah karya ilmiahnya yang berupa makalah tersebut. Jika satu semester ada 6 makalah, maka hingga semester 6 akan ada 36 makalah. Dan jika 1 makalah terdiri 7 halaman dikalikan 36 makalah, maka mahasiswa tersebut sudah menulis 252 halaman. Dengan jumlah makalah dan dengan ketebalan seperti itu, artinya kumpulan makalah itu sudah bisa diterbitkan dalam bentuk buku. Tentu saja bisa ber-ISBN.
Cara lainnya adalah seorang dosen bisa berinisiatif untuk mencari makalah-makalah yang sesuai dengan tema yang diusung. Temanya bisa diambil dari RPP atau silabus yang sudah dibuat sang dosen. Jadi dosen mudah menyusunnya. Misalnya, seorang dosen pengampu mata kuliah Tafsir Tarbawy di sebuah Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI), khususnya Fakultas Tarbiyah, dia sudah bisa memperoleh makalah dari para mahasiswanya dari silabus yang dia buat, seperti: tentang potensi manusia, pola kepribadian, belajar-mengajar, pendidikan, metode pengajaran, dll. Nanti sang dosen tinggal membuat Kata Pengantarnya. Simpel, bukan?
Menerbitkan kumpulan makalah menjadi sebuah buku manfaatnya tentu menjalar kepada berbagai pihak. Para mahasiwa senang makalahnya diterbitkan jadi buku, yang bisa dijadikan portofolio mereka. Dosen juga senang dapat mengantarkan mahasiswanya menerbitkan makalahnya. Tentu saja hal ini juga bisa menjadi kebanggaan bagi jurusan, fakultas, bahkan kampus tersebut. Buku para mahasiswa tersebut bisa menjadi selling point bagi kampusnya, yang belum tentu ada di kampus lain.
Buku mereka bisa dijadikan arsip/dokumentasi pribadi dan kampus, maupun dijual secara online. Jika Anda tertarik menerbitkannya, penerbit Maghza Pustaka siap membantu mewujudkannya. 
Informasi lebih lanjut:
Email : maghzapustaka1@gmail.com

WA :     085729636582

IG   :     @maghzapustaka
 
Alamat : Margomulyo Rt.07 Rw.04 Tayu, Pati, Jawa Tengah 59155

Selamat berkarya.
Terima kasih.

Maghza Pustaka

Maghza Pustaka adalah penerbit indie yang bertujuan membantu siapa pun yang ingin menerbitkan karyanya.
Maghza Pustaka menerima naskah dalam tema apapun: Puisi, cerpen, novel, filsafat, politik, ekonomi, sosial, agama, diari, catatan perjalanan, biografi, sejarah, bahasa, budaya, psikologi, kesenian, dll.
Kru Maghza Pustaka akan membantu editing, layout, desain cover, cetak, hingga pengiriman bukunya ke alamat yang dituju.
Buku yang diterbitkan Maghza Pustaka ber-ISBN dan terdokumentasikan di Perpustakaan Nasional sebanyak 2 eksemplar.
Biaya yang dikeluarkan sesuai biaya cetak dan pracetak. Karena setelah terbit, buku sepenuhnya milik penulis atau yang mengorder kepada Maghza Pustaka. Adapun rinciannya setelah naskah sudah dihitung spesifikasinya. Maghza Pustaka juga menerbitkan naskah yang dibiayai oleh penerbit sendiri jika memenuhi syarat, sebagaimana layaknya penerbit mayor.
Informasi lebih lanjut:

Email : maghzapustaka1@gmail.com
WA :     085729636582
IG   :     @maghzapustaka 
Alamat : Margomulyo Rt.07 Rw.04 Tayu, Pati, Jawa Tengah 59155


Terima kasih.